Desain Penelitian Dampak Intensitas Bunyi dan Getaran Lalu Lintas terhadap Bangunan Cagar Budaya
DOI:
https://doi.org/10.47970/arsitekta.v6i01.532Keywords:
tingkat bunyi, getaran, kebisingan, bangunan cagar budayaAbstract
Sejak dua dasa warsa terakhir keberadaan Kota Lama Semarang menjadi perhatian masyarakat, baik peneliti, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, pemerintah baik dalam maupun luar negeri menyoroti dari berbagai sisi. Kota Lama telah menjadi magnet yang dikemudian hari disebut kawasan cagar budaya (BCB) sehingga menarik wisatawan untuk mengunjungi tempat wisata bersejarah tersebut dengan memanfaatkan moda transportasi yang beragam guna dapat mengakses lokasi kawasan bangunan cagar budaya peninggalan masa Kolonial Belanda yang kini berusia ratusan tahun. Hiruk pikuk aktifitas lalulintas yang berdampak pada tingkat bunyi kebisingan kendaraan bermotor yang dapat mengakibatkan kerusakan bangunan dalam kurun waktu panjang. Baku tingkat kebisingan pada cagar budaya sebesar 60 dBA yang sudah diatur Kementerian Lingkungan Hidup melalui Keputusan Menteri Lingkungan Hidup no KEP-48/MENLH/11/1996 ditujukan terutama untuk kenyamanan dan kesehatan manusia, namun tidak untuk keberlangsungan bangunan kuno di dalam kawasan. Penelitian didisain menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pengukuran data langsung di lapangan serta pengolahan data secara analisis regresi maupun korelasi sehingga hasil penelitian diharapkan dapat memberikan rekomendasi solusi upaya pelestarian bangunan cagar budaya yang merupakan cikal bakal keberadaan Kota Semarang.