Fluent Branding di Era Media Sosial: Studi Strategi Merek Start-Up Digital dan Kepercayaan Publik di Asia Tenggara
DOI:
https://doi.org/10.47970/jkd.v1i1.955Kata Kunci:
penamaan merek, heuristik kelancaran, budaya digital, wacana media sosial, Asia Tenggara, kepercayaan konsumen, budaya platformAbstrak
Abstrak - Penelitian ini mengkaji bagaimana strategi penamaan merek yang fluent—yaitu pendek, mudah diucapkan, dan familiar—berperan dalam membentuk persepsi dan kepercayaan publik terhadap brand start-up digital di Asia Tenggara. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis isi digital dan wacana media sosial, penelitian ini mengeksplorasi bagaimana nama-nama seperti Gojek, Grab, dan Shopee dikonstruksi dan disebarkan dalam budaya platform seperti TikTok, Instagram, dan Twitter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fluency heuristics berinteraksi dengan konstruksi sosial media dalam memperkuat daya tarik dan kredibilitas brand. Nama-nama fluent tidak hanya lebih mudah dikenali, tetapi juga menjadi bagian dari ekspresi budaya digital yang membentuk kepercayaan konsumen. Penelitian ini merekomendasikan agar strategi penamaan brand memperhitungkan tidak hanya aspek
kognitif, tetapi juga dinamika sosial media dan budaya digital di kawasan.
