Pendekatan Vegetatif dalam Konservasi Lahan Eks Tambang Untuk Penataan Lansekap Perencanaan Kota Baru dan Permukiman Sekitar Tambang di Kalimantan Timur
DOI:
https://doi.org/10.47970/arsitekta.v6i02.633Keywords:
pendekatan vegetatif, konservasi lahan, kota baru, permukiman, penataan lansekapAbstract
Perencanaan Kota Baru merupakan merupakan proyek pengembangan lahan yang luasannya mampu menyediakan unsur-unsur perkotaan secara lengkap dan utuh, meskipun dua pertiga bagia akan didominasi oleh perumahan dan permukiman. Ibu Kota Negara merupakan salah satu pengembangan Kota Baru terbesar di Kalimantan Timur saat ini. Selain hutan tropis, kawasan memiliki peruntukan sebagai hutan industri dan pertambangan. Umumnya lahan bekas tambang merupakan areal yang memiliki lansekap tidak beraturan, seperti terbentuknya lubang bekas tambang (void) dan bukit yang terpotong. Dengan berubahnya topografi, fisiografi dan morfologi lahan menyebabkan tanah tidak berstruktur dan tidak berprofil. Pada lapisan atas terdapat limbah sisa bahan tambang (overburden), ada yang berbentuk batuan atau pasir (tailing). Selain itu limbah tersebut membentuk air asam tambang dan mengandung logam berat. Pendekatan perencanaan lanskap dalam penataan mendukung kualitas dan kelestarian lingkungan kawasan. Berdasarkan upaya reklamasi dan revegetasi pada lahan bekas tambang yang telah dilakukan, diperlukan perencanaan lanskap yang dapat mengoptimalkan pemanfaatan lahan untuk mendukung keberlanjutan ekosistem, pelestarian dan perlindungan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan arahan konsep yang sesuai untuk konsep penataan lansekap di kawasan perkotaan baru dan permukiman dengan pendekatan vegetatif, metode ini terdiri dari penghutanan kembali (reforestation) dan wanatani (agroforestry). Diharapkan dengan konsep penataan vegetatif ini, tujuan pengembangan kota baru maupun kawasan menjadi kota yang layak huni, aktif dan berkelanjutan.