https://jurnal.tau.ac.id/index.php/snartek/issue/feedProsiding TAU SNARS-TEK Seminar Nasional Rekayasa dan Teknologi2025-01-22T16:19:16+00:00LPPM TANRI ABENG UNIVERSITYlppm@tau.ac.idOpen Journal Systems<p style="text-align: justify;">Prosiding TAU SNAR-TEK (Seminar Nasional Rekayasa dan Teknologi) merupakan wadah hasil dari penelitian yang dilakukan dosen, mahasiswa, guru dan praktisi, dan telah dipresentasikan. Berikut scope bahasan dari Prosiding SNAR-TEK :<br><strong>1. Bidang Informatika dan Elektro :</strong><br><strong>2 Bidang Perencanaan dan Infrastruktur :</strong><br><strong>3. Bidang Kebumian dan Energi :</strong><br><br></p>https://jurnal.tau.ac.id/index.php/snartek/article/view/763Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Ikan Lele Menggunakan Metode Certainty Factor Pada Kelompok Usaha Ternak Ikan Lele Tangerang2025-01-21T04:27:51+00:00Fajar Septiandosen00677@unpam.ac.idImam Maulanaimammaulana9111@gmail.comSaipul Anwarsaipul@tau.ac.idMohammad Imam Shalahudinimamshalahudin@gmail.comJefri Rahmadianjefri@i-tech.ac.id<p style="text-align: justify;">Produksi ikan lele sebagai bagian dari industri perikanan di wilayah Tangerang menghadapi berbagai tantangan, terutama serangan hama dan penyakit yang menyebabkan penurunan jumlah produksi hasil panen serta melambatnya pertumbuhan dan waktu panen ikan lele. Untuk mengatasi masalah ini, penelitian ini bertujuan untuk menguji diagnosis penyakit pada ikan lele menggunakan Sistem Pakar berbasis Metode Certainty Factor. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk memperoleh hasil uji tingkat kepercayaan diagnosa penyakit pada ikan lele. Metode penelitian ini melibatkan pengumpulan data gejala penyakit dari kelompok usaha ternak ikan lele di Tangerang. Data yang terkumpul digunakan untuk mengembangkan Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Ikan Lele yang menerapkan Metode Certainty Factor untuk memberikan bobot kepercayaan pada setiap diagnosa penyakit. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Sistem Pakar dengan Metode Certainty Factor dapat mengidentifikasi jenis penyakit yang menyerang ikan lele dengan tingkat kepercayaan yang tinggi. Implementasi Sistem Pakar ini diharapkan dapat membantu peternak ikan lele dalam mendiagnosis penyakit dengan lebih akurat dan cepat, sehingga tindakan pengobatan dan pencegahan dapat dilakukan dengan tepat waktu. Diagnosis dapat dilakukan dengan perhitungan faktor kepastian (Certainty Factor) dihitung berdasarkan bobot aturan dan tingkat kepercayaan pada gejala yang diamati. Faktor kepastian menggambarkan sejauh mana diagnosis tersebut dapat diandalkan. Perhitungan faktor kepastian melibatkan kombinasi dari bobot aturan dan tingkat kepercayaan gejala yang diamati. Hasil pengujian keakuratan metode melalui implementasi program dan perhitungan manual didapatkan hasil pengujian dengan nilai CF dengan Tingkat akurasi rata-rata yang sudah didapatkan yaitu sebesar 97.985%. Dengan adanya Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Ikan Lele, diharapkan jumlah produksi hasil panen dapat meningkat kembali karena hama dan penyakit dapat diidentifikasi dan ditangani dengan lebih efektif. Penelitian ini memiliki potensi untuk memberikan kontribusi positif bagi industri perikanan dan kelompok usaha ternak ikan lele di Tangerang dalam meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan usaha mereka.</p>2025-01-22T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Prosiding TAU SNARS-TEK Seminar Nasional Rekayasa dan Teknologihttps://jurnal.tau.ac.id/index.php/snartek/article/view/764Stok Air Bawah Tanah Kawasan Karst berbasis Neraca Air2025-01-21T05:02:22+00:00Septiono Eko Bawonoseptiono.ekobawono@ugk.ac.idHendry Edyseptiono.ekobawono@ugk.ac.idImam Asri Ranivanseptiono.ekobawono@ugk.ac.id<p style="text-align: justify;">Musim kemarau berdampak pada kurangnya ketersediaan air bersih bagi sebagian masyarakat karst Gunungkidul. Hal ini disebabkan karena tidak terdapat air permukaan padahal rata-rata curah hujan mencapai 2.123,25 mm per tahun. Air yang tersedia di wilayah ini diperkirakan mampu memenuhi kebutuhan air bersih penduduk yang berjumlah 750.000 jiwa. Berdasarkan prinsip neraca air, cadangan air minum dapat dihitung dengan masukan air total adalah keluaran air total ditambah dengan cadangan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitiatif. Data-data yang digunakan adalah data sekunder sebagai input total masukan dan total keluaran. Data curah hujan selama 10 tahun dimodelkan sebagai total masukan rata-rata. Model ini menjadi dasar penghitungan cadangan dengan asumsi bahwa total keluaran adalah tetap. Metode analisis penelitian ini dengan pemodelan neraca air. Penelitian ini bertujuan menghitung ketersediaan air bawah tanah wilayah Gunungkidul untuk memenuhi kebutuhan air bersih penduduk. Hasil penghitungan menunjukkan bahwa cadangan air bawah tanah aktual cukup besar dan mampu memenuhi kebutuhan air bersih. Ketersediaan cadangan air ini masih mampu memenuhi bilamana terjadi aglomerasi perkotaan di wilayah ini dengan pertumbuhan penduduk sebesar 0,1% per tahun. Bahkan potensi cadangan air yang dimiliki mampu berkontribusi menjadi air baku produk air minum</p>2025-01-22T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Prosiding TAU SNARS-TEK Seminar Nasional Rekayasa dan Teknologihttps://jurnal.tau.ac.id/index.php/snartek/article/view/765Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kopi Robusta (Coffea canephora) di Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka2025-01-21T05:25:54+00:00Faradis Ssyurayafaradiss@gmail.comSanti Rsyurayafaradiss@gmail.comPratama Dsyurayafaradiss@gmail.com<p style="text-align: justify;"><em>Robusta coffee (Coffea canephora) plays an important role in the national economy. Robusta coffee is one type of plantation plant that is widely cultivated by the people in Indonesia, including in Bangka Belitung. Evaluation of land suitability for robusta coffee plants is needed as land use planning that lead to more productive land use<strong>. </strong>The purpose of this study is to determine the class and distribution of actual and potential land suitability for robusta coffee plants base on order, class and sub-class levels in Belinyu District, Bangka Regency and find out recommendations of land improvement for cultivation of robusta coffee plants in Belinyu District, Bangka Regency. The study was conducted in May – September 2023 located in Belinyu District, Bangka Regency. This research uses survey methods and map analysis. The results showed that from the land area of Belinyu Subdistrict 74,812 Ha, 27,498.5 Ha of land can be developed for robusta coffee plant cultivation. The actual land suitability obtained after soil analysis is 25,781.1 Ha of land included in the S3 (marginally suitable) class and 1,717.4 Ha of land included in the N (unsuitable) class, after land improvement recommendations are made, the potential land suitability of robusta coffee plants in Belinyu District is classified into the S2 (moderately suitable) land suitability class with an area of 21,328.9 Ha, S3 (marginally suitable) 6,165.4 Ha and N (unsuitable) land area of 4.2 Ha. Limiting factors found in the research location are oxygen availability, rooting media, nutrient retention, available nutrients, erosion hazard and flood hazard. Recommendations for land improvement are the use of manure in improving soil physics, the addition of organic materials, liming and terracing</em></p>2025-01-22T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Prosiding TAU SNARS-TEK Seminar Nasional Rekayasa dan Teknologihttps://jurnal.tau.ac.id/index.php/snartek/article/view/766 Studi Eksperimen Pengeringan Cabe Jawa Menggunakan Metode Rancangan Acak Kelompok Lengkap 2025-01-21T07:22:45+00:00Siti Nurul Azizahsitinurulazizah1812@gmail.comIda Lumintuida.lumintu@gmail.comErnaning Widiaswantierna.widiaswanti@gmail.com<p style="text-align: justify;"><em>Piper Retrofractum Vahl</em>., yang juga dikenal sebagai cabe jawa, memiliki manfaat kesehatan dan potensi ekonomi yang tinggi dengan harga pasar berkisar antara Rp. 80.000 hingga Rp. 100.000 per kilogram dalam bentuk kering. Peluang ekspor melibatkan negara-negara seperti Singapura, Malaysia, Cina, Timur Tengah, Eropa, dan Amerika. Untuk meningkatkan kualitas dan nilai ekonomi komoditas herbal ini, penelitian ini berfokus pada perbaikan proses pengeringan menggunakan metode oven, dengan mempelajari pengaruh <em>pre-treatment</em> berbasis ekstrak kulit jeruk dan kulit nanas yang kaya asam askorbat terhadap kualitas cabe jawa. Studi ini menggunakan tiga tingkat kematangan cabe jawa yaitu mentah (hijau), setengah matang (jingga), dan matang (merah). Penelitian dilakukan menggunakan rancangan acak kelompok lengkap dengan pilihan perlakuan meliputi tanpa perlakuan, <em>blanching</em> dengan air panas 70°C, perendaman dalam ekstrak kulit jeruk, <em>blanching</em> dengan ekstrak kulit jeruk pada suhu 70°C, perendaman dalam ekstrak kulit nanas, dan <em>blanching</em> dengan ekstrak kulit nanas pada suhu 70°C. Proses pengeringan menggunakan suhu oven konstan 70°C selama 18 jam menggunakan rancangan acak kelompok lengkap dengan parameter yang dinilai termasuk kadar air, kadar piperin, dan parameter warna seperti kecerahan (L*), kemerahan (a*), dan kekuningan (b*). Hasil optimal diperoleh dengan pra-perlakuan ekstrak kulit nanas, menghasilkan kadar air sebesar 8,79%, kadar piperin sebesar 0,218%, kecerahan (L*) sebesar 43,78, kemerahan (a*) sebesar 8,17, dan kekuningan (b*) sebesar 12,48.</p>2025-01-22T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Prosiding TAU SNARS-TEK Seminar Nasional Rekayasa dan Teknologihttps://jurnal.tau.ac.id/index.php/snartek/article/view/767Pengukuran Kesiapan Implementasi Knowledge Management System Sebagai Media Berbagi Pengetahuan pada Program Studi2025-01-21T07:48:05+00:00Ramadhan Rakhmat Saniramadhan_rs@dsn.dinus.ac.idTitien S. Sukamtotitien.suhartini@dsn.dinus.ac.idAsih Rohmaniaseharsoyo@dsn.dinus.ac.id<p style="text-align: justify;"> Dalam membantu menerapkan visi dan misi Program Studi, knowledge manajemen (KM) sangat diperlukan untuk diadopsi. KM dapat berdampak kepada peningkatan inovasi dan pengetahuan di kalangan civitas akademik. Knowledge managemen system (KMS) juga diterapkan untuk mengelola pengetahuan dengan mendukung dan meningkatkan proses penciptaan pengetahuan, penyimpanan / pengambilan, transfer dan aplikasi dalam organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kesiapan yang disesuaikan dengan KMS Enabler yang ada pada organisasi seperti dimensi proses organisasi, orang, dan teknologi informasi. Kesiapan dihitung dengan menggunakan kuisioner yang disebarkan kepada stakeholder Program Studi Sistem Informasi Universitas Dian Nuswantoro. skala kesiapan mengadopsi skala aydin & Tasci yang dicerminkan pada skor sangat tidak setuju hingga sangat setuju. Hasil pengukuran dari sisi struktur organisasi, struktur pengambilan keputusan, evaluasi proses menajemen pengetahuan berada dalam kondisi rata-rata 3,68. Dari sisi People (SDM). Hasil perhitungan rata-rata yaitu diangka 3,9. Dan pada hasil pengukuran dari domain Teknologi menunjukkan angka rata-rata 2,4. Hal ini akan menjadi dasar yang baik bagi pengembangan dan implementasi KMS pada Program Studi.</p>2025-01-22T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Prosiding TAU SNARS-TEK Seminar Nasional Rekayasa dan Teknologihttps://jurnal.tau.ac.id/index.php/snartek/article/view/768Strategi Pemeliharaan Dan Model Hubungan Antara Nilai Kekasaran Jalan Dan Nilai Kondisi Perkerasan Kaku Dengan Metode IKP Dan IRI Studi Kasus Jalan Lingkar Selatan Kota Cilegon2025-01-21T08:12:33+00:00Eka Saputraemailarby@gmail.comArbi Pariantaemailarby@gmail.comM Oka Mahendraemailarby@gmail.com<p style="text-align: justify;"><strong>Damage to roads indicates a condition where the structural and functional aspects of the road are no longer able to provide optimal service to the traffic passing through it. If road damage occurs, it can result not only in the obstruction of economic and social activities but also in the occurrence of accidents. To determine the level of damage and the type of repairs needed for a road segment under review, a method is required. In this study, the IKP method (Pavement Condition Index) and IRI method (International Roughness Index) are used. The objectives of this research are to determine the road damage level using the IKP method on the South Cilegon Ring Road, to determine the road roughness level using the IRI method on the South Cilegon Ring Road, to compare the values of road damage level using the IKP and IRI methods on the South Cilegon Ring Road, and to address road damage based on the road condition assessment results. The results of this study show that there are five types of damage on the South Cilegon Ring Road in both the right and left lanes: Line cracks, Punchout, Plate Separator, Corner cracks, and Large patches. The smoothness level (IRI) on the South Cilegon Ring Road in the left lane is in good condition with percentage values of 60% for good, 15% for fair, and 25% for severe damage. Meanwhile, in the right lane, the road condition is good with percentage values of 75% for good, 20% for fair, and 5% for light damage. The proposed solution for road condition management on the South Cilegon Ring Road as a whole, following Regulation of the Minister of Public Works No. 13/PRT/M/2011, is a routine maintenance program. The relationship between the road roughness value (IRI) and the road pavement damage value (IKP) is analyzed through regression analysis, resulting in the equation IKP = 0.0012(IRI)^2 – 0.1648(IRI) + 8.8719.</strong></p>2025-01-22T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Prosiding TAU SNARS-TEK Seminar Nasional Rekayasa dan Teknologihttps://jurnal.tau.ac.id/index.php/snartek/article/view/769PENYEBAB PERBAIKAN KEBOCORAN PIPA AIR BERSIH PADA JALAN RAYA KOTA SUNGAI PENUH2025-01-21T08:25:34+00:00Maria Ilvani2010018312040@bunghatta.ac.idNasfryzal Carlo2010018312040@bunghatta.ac.idZuherna Mizwar2010018312040@bunghatta.ac.id<p style="text-align: justify;"><strong><em>Water distribution pipe is one of the most basic infrastructure of any modern organization from small villages to cities. Based on data from Perumda Tirta Khayangan, Sungai Penuh City in 2022; The level of leaks and distribution pipe repair location in the last three years has increased by 34.56% with repairs of 963 location in 2020, 1,042 location in 2021 and 865 location in 2022.The location of repairment for water distribution pipe is mostly on roads and/or across roads, causing disruption to the road and even traffic due to seepage caused when leaks occur or when repairs are carried out.Therefore, this research was carried out to determine the factors that influence the repairment of leaked piping and leaked of clean water distribution pipe on the highways of Sungai Penuh City. The method used is quantitative descriptive by distributing questionnaires to respondents. The number of respondents was 35 people.The research results show five factors that influence distribution pipe repairment, such as pipe condition and environments, pipe specifications and human resources, operations and management, as well as technical documents and coordination. Based on these five factors, it was found that the most influential factors were pipe conditions and soil conditions.</em></strong></p>2025-01-22T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Prosiding TAU SNARS-TEK Seminar Nasional Rekayasa dan Teknologihttps://jurnal.tau.ac.id/index.php/snartek/article/view/770PENENTUAN KRITERIA SKALA PRIORITAS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN (Studi Kasus Ruas Jalan Provinsi Jawa Barat di Kabupaten Sukabumi )2025-01-21T09:04:39+00:00Asep Suhanaasuhana1963@gmail.comAbdul Muizmuizbpj2@gmail.com<p style="text-align: justify;">Pemeliharaan jalan adalah kegiatan penanganan ruas jalan yang berupa pencegahan, perawatan dan perbaikan jalan yang diperlukan untuk mempertahankan kondisi jalan sesuai umur rencana yang ditetapkan. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pola pengelolaan pemeliharaan jalan.Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan mengenai prioritas pemeliharaan rutin jalan Provinsi Jawa Barat pada UPTD Pengelolaan Jalan dan Jembatan Wilayah Pelayanan II di Wilayah Kabupaten Sukabumi, ditemukan bahwa kriteria prioritas penanganan pemeliharaan rutin jalan adalah aksesibilitas memiliki pengaruh tingkat kepentingan dengan bobot 0,28 (28%) kemudian disusul dengan kriteria kondisi ruas jalan dengan bobot 0,25 (25%), selanjutnya kriteria mobilitas dengan bobot 0,24 (24%) dan terakhir kriteria arus lalu lintas dengan bobot 0,24 (24%). Pemeliharaan jalan sangat penting untuk dilaksanakan guna mempertahankan kondisi jalan yang layak (performance standard).</p>2025-01-22T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Prosiding TAU SNARS-TEK Seminar Nasional Rekayasa dan Teknologihttps://jurnal.tau.ac.id/index.php/snartek/article/view/771Karakteristik Beton Mutu FC 30 Dengan Menggunakan Limbah Peleburan Baja (Slag) Dan Pembakaran Batubara (Fly Ash)2025-01-21T09:13:53+00:00Muhammad Nur Rohmanmnrohman8@gmail.comBertinus Simanihurukbsimanihuruk@gmail.comHikma Dewitadewitahikma@gmail.coml<p style="text-align: justify;">The use of slag and fly ash waste for building materials is not optimal, because it contains heavy metal oxides. With the issuance of Government Regulation no. 22 of 2021, dust resulting from burning coal from Steam Power Plants and other activities is not included as B3 waste. With research on the use of fly ash and slag to increase the compressive strength of concrete, research was carried out in the laboratory to determine the optimal composition for the use of slag and fly ash as a substitute for coarse aggregate and cement in concrete mixtures. By testing in the laboratory, results were obtained with variations in slag. 10, 20% and 30% with fly ash remaining at 10% as a concrete mixture by comparing with a normal concrete mixture. From the test results, the results obtained were that the addition of slag and fly ash waste could reduce the heat of concrete at FC 30, producing concrete compressive strength close to normal concrete compressive strength, namely 26.31 MPa for 7 days, 33.11 MPa at 28 days, and 39.61 MPa at 56 days with composition10% slag and 10% fly ash with the slump value achieved was 6 cm which makes it difficult to make concrete. The addition of 20% and 30% slag with 10% fly ash produces a compressive strength of concrete that is lower than the concrete compressive strength of FC 30. The appropriate composition to use is 10% slag as a substitute for coarse aggregate and 10% fly ash as a cement substitute</p>2025-01-22T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Prosiding TAU SNARS-TEK Seminar Nasional Rekayasa dan Teknologihttps://jurnal.tau.ac.id/index.php/snartek/article/view/772STUDI MANAJEMEN RISIKO PADA PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN RACHITA INDAH DI KAB. TAKALAR2025-01-21T09:46:21+00:00Cynthia Putri Ratnafatmawatyrachim1@gmail.comFatmawaty Rachimfatmawatyrachim1@gmail.comMahyuddin Mahyuddinfatmawatyrachim1@gmail.com<p style="text-align: justify;">Kegiatan proyek telah ada dan sudah dikenal sejak dulu. Di dunia sekarang ini, proyek semakin banyak ragamnya, canggih, dan kompleks. Ketidakpastian dapat mengakibatkan adanya risiko bagi berbagai belah pihak yang berkepentingan, terlebih dalam proyek konstruksi. Ketidakberhasilan dalam memahami ketidakpastian beserta risiko yang ditimbulkan dapat menyebabkan tidak tercapainya target proyek konstruksi yaitu dengan biaya yang optimal, tepat waktu dan mutu yang sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Oleh karena itu, para pihak yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan proyek perlu menerapkan manajemen risiko yang mencakup pengindentifikasian risiko-risiko yang kemungkinan terjadi pada proyek serta perencanaan respon dari risiko-risiko tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh faktor risiko dominan serta korelasi antara kinerja terhadap waktu dengan kinerja terhadap biaya dengan menggunakan SPSS. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data di dalam penelitian ini, yaitu studi literatur, wawancara dan kuesioner. Dari hasil analisis diperoleh faktor risiko dominan terhadap kinerja waktu antara lain; cuaca yang tidak menentu, keterlambatan pengiriman material ke lokasi proyek, ketersediaan bahan kurang/terbatas, ketidaktepatan waktu pemesanan material. Sedangkan untuk risiko dominan terhadap kinerja biaya antara lain ; cuaca yang tidak menentu, kenaikan harga material. Dampak risiko terhadap waktu memiliki hubungan atau korelasi positif dengan dampak risiko terhadap biaya, dilihat dari hasil analisa koefisiensi korelasi ialah 0.000 dan nilai tersebut < 0.05. Dimana hubungan atau korelasi tersebut masuk ke dalam kategori korelasi sempurna karena nilai Pearson Correlation yang diperoleh yaitu sebesar 0.826</p>2025-01-22T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Prosiding TAU SNARS-TEK Seminar Nasional Rekayasa dan Teknologihttps://jurnal.tau.ac.id/index.php/snartek/article/view/773EVALUASI KEUTUHAN DAN DAYA DUKUNG FONDASI BORED PILE DENGAN CROSSHOLE SONIC LOGGING (CSL), PILE INTEGRITY TEST (PIT) DAN PILE DRIVING ANALYZER (PDA) PADA PROYEK FLY OVER KOPO BANDUNG2025-01-21T09:52:43+00:00Chandra Afriade Siregarchandra.afriade@usbypkp.ac.idShilvia Citra Adindasiilviiaadinda@gmail.com<p style="text-align: justify;">Pondasi bor (bored pile) merupakan jenis pondasi dalam yang pembuatannya dengan cara cor di tempat (cast in-situ). Maka diperlukan struktur yang kuat yaitu dengan perhitungkan daya dukung dan kontrol mutu pekerjaan pengecoran pondasi bor berupa integritas beton menggunakan metode uji non-destructive yaitu uji Pile Integrity Test (PIT) dan Crosshole Sonic Logging (CSL). Tujuan dari penelitan ini adalah untuk melakukan perhitungan dan membandingkan daya dukung pondasi Bored Pile ∅1.2m pada P-10 BP-5 dengan menggunakan hasil data sekunder yaitu data Standart Penetration Test (SPT) dan Pile Driving Analyzer (PDA) di lapangan. Penelitian ini mengambil studi kasus pada Proyek Fly Over Kopo Kota Bandung.<br>Dalam menganalisis daya dukung pondasi Bored Pile ini menggunakan metode Reese & Wright. Spesifikasi ukuran Bored Pile yang dianalisis yaitu ∅1.2m dengan panjang 24m. Berdasarkan data SPT diperoleh hasil daya dukung ujung tiang (Qp) = 49 ton, sedangkan hasil data PDA diperoleh Qp = 79 ton. Daya dukung selimut tiang berdasarkan data SPT diperoleh (Qs) = 1.101 ton, dengan data PDA didapat Qs = 1.338 ton. Daya dukung ultimit dengan data SPT diperoleh Qu = 1.151 ton, dengan data PDA didapat Qu = 1.418 ton. Efisiensi kelompok tiang berdasarkan Metode Converse-Labarre berdasarkan data SPT diperoleh Qg = 12.512 ton, dengan data PDA Qg = 15.427 ton.<br>Hasil Pengujian PIT menunjukan integritas beton tiang masuk dalam kategori undamaged. Untuk hasil pengujian CSL menunjukan bahwa integritas beton tiang masuk dalam kategori Good (G). Dapat disimpulkan bahwa seluruh sampel pondasi bor yang dilakukan pengujian PIT dan CSL memiliki integritas beton yang baik.<br><br></p>2025-01-22T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Prosiding TAU SNARS-TEK Seminar Nasional Rekayasa dan Teknologihttps://jurnal.tau.ac.id/index.php/snartek/article/view/774SIKAP TENAGA KERJA KONSTRUKSI TERHADAP SERTIFIKASI KOMPETENSI KERJA DI PROVINSI JAWA BARAT2025-01-21T09:59:45+00:00Tia Sugiritia.sugiri@usbypkp.ac.idDea Yunita Saridea.yunita@usbypkp.ac.id<p style="text-align: justify;">Individu yang terlibat dalam kegiatan proyek konstruksi disebut sebagai tenaga kerja konstruksi. Menurut Pasal 70 Undang-Undang No. 02 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi, setiap tenaga kerja konstruksi yang bekerja di bidang jasa konstruksi harus memiliki sertifikat kompetensi kerja (SKK). SKK ini diperoleh dengan melakukan uji kompetensi sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja. Adanya kesenjangan antara kebutuhan dan tenaga kerja konstruksi yang memiliki SKK terlihat jelas, sehingga mendorong penulis untuk melakukan kajian ini. Studi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sikap tenaga kerja konstruksi berperilaku terhadap sertifikasi kompetensi kerja di Jawa Barat. Penelitian dilakukan dengan menggunakan kuesioner dilakukan terhadap 92 responden dari semua pemangku kepentingan di sektor konstruksi. Hasil menunjukkan bahwa tanggapan responden terhadap penerapan sertifikasi kerja konstruksi positi dan baik, artinya responden memandang bahwa SKK penting untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme pada tenaga kerja konstruksi.</p>2025-01-22T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Prosiding TAU SNARS-TEK Seminar Nasional Rekayasa dan Teknologihttps://jurnal.tau.ac.id/index.php/snartek/article/view/775Pengaruh Penambahan Konsentrasi Additive Retarder Pada Cement Class-G Terhadap Thickening Time Untuk Casing 7” Dengan Temperatur 150°F2025-01-21T12:37:51+00:00Muhammad Rafli Aryansyahdahrul.efendi@tau.ac.idDahrul Effendidahrul.efendi@tau.ac.id<p style="text-align: justify;"><strong>Pada kegiatan operasi pemboran migas banyak hal yang harus di perhatikan untuk menunjang kegiatan operasi pemboran salah satunya adalah <em>cementing</em>. Sebelum dilakukan <em>cementing</em> diperlukan uji laboratorium terlebih dahulu agar didapatkan hasil yang maksimal. Retarder merupakan <em>additive</em> yang digunakan untuk memperpanjang waktu proses pengerasan pada semen sebelum dipompakan. Jenis retarder yang digunakan adalah <em>Lignosulfonat</em>. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan di sumur. Penelitian ini dilakukan di laboratorium menggunakan alat <em>High Pressure High Temperature</em> (HPHT) <em>Consistometer</em>. Tujuan Dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar konsentrasi retarder yang dibutuhkan untuk proses thickening time agar hasil yang dutuhkan sesuai dengan waktu perkiraan pekerjaan. Sebelum dilakukan uji laboratorium diperlukan data dari lapangan, data pemboran, dan perkiraan waktu pekerjaan di sumur MRAH. Untuk mengetahui konsentrasi yang dibutuhkan dilapangan, maka diperlukan beberapa uji laboratorium dengan menambahkan konsentrasi retarder 0.0 Gps, 0.03 Gps, dan 0.05 Gps. Hasil dari uji laboratorium menunjukan dari ketiga konsentrasi yang ditambahkan pada <em>slurry cement,</em> yang mendekati dengan waktu perkiraan pekerjaan adalah menambahkan konsentrasi 0.03 Gps dengan kadar air 20.09% didapatkan waktu 153 menit</strong></p>2025-01-22T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Prosiding TAU SNARS-TEK Seminar Nasional Rekayasa dan Teknologihttps://jurnal.tau.ac.id/index.php/snartek/article/view/776RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH ES BATU DENGAN POSISI MATA PISAU DIAGONAL2025-01-21T12:49:25+00:00Didit Sumardiyantodidit.sumardiyanto@yahoo.co.idSri Endah Susilowatisriendah.susilowati@yahoo.comKukuh Seno Septyantorokukuhseno09@gmail.com<p style="text-align: justify;"><strong>Fish is one of the fishery products which has a very high source of protein. Fish is a commodity that rots easily, so it requires extra careful handling in an effort to maintain its quality after being removed from fresh water and sea water. One way to preserve it is to store it in chopped ice. In connection with the need for chopped ice in large quantities, a block ice chopping machine with a diagonal blade position was made. The size of the ice cube chopper machine is 1700mm long, 450mm wide and 1200mm high. The machine uses a drive motor with a power of 1 hp. The production capacity of the machine is. In the first study, the force produced by the knife was 7.90 kg/minute</strong></p>2025-01-22T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Prosiding TAU SNARS-TEK Seminar Nasional Rekayasa dan Teknologihttps://jurnal.tau.ac.id/index.php/snartek/article/view/777Analisis Engsel Pintu Box Belakang Truk Jenis Mitshubishi Canter 125 ps Menggunakan Autodesk Inventor2025-01-21T12:55:50+00:00Muhammad Rayyandani.mardiyana@nusaputra.ac.idDani Mardiyanadani.mardiyana@nusaputra.ac.id<p style="text-align: justify;"><strong>Engsel pintu box truk adalah komponen yang digunakan untuk menghubungkan pintu box truk dengan bodi truk itu sendiri. Engsel ini memungkinkan pintu untuk dibuka dan ditutup dengan mudah, serta memberikan kestabilan dan keamanan saat pintu ditutup.Penelitian ini dilakukan berdasarkan pendekatan ilmiah dengan beberapa tahapan proses analisa yang diantaranya meliputi identifikasi masalah,studi literatur penentuan parameter yang perlu dihitung dan dipertimbangkan dalam analisis hingga seperti dimensi,geometri,bahan,beban,dan syarat batas kemudian dilanjutkan pada pemodelan engsel pintu belakang box truk dengan mengunakan Autodesk Inventor, kemudian bahan yang digunakan dalam metode penelitian adalah stainless steel.Dengan demikian, kita dapat simpulkan bahwa engsel pintu belakang box truk Mitsubishi canter 125 PS yang terbuat dari stainless steel dan memiliki panjang 260mm dan tinggi 90 mm memiliki kekuatan yang cukup tinggi dengan menopang beban pada pintu box truk belakang dan didalam penggunaan nya memakai 4 engsel. Analisis kekuatan design dan material ini dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan dan perbaikan, sehingga meningkatkan keamanan pada penggunaan pintu box truk.Pada pengujian stress analisis pada engsel pintu box belakang truk Mitsubishi canter 125 ps menggunakan uji simulasi pada Autodesk inventor, dapat kita simpulkan bahwa engsel pintu box tersebut memiliki kekuatan cukup untuk menahan beban pada pintu belakang boxbtruk selama tidak ada perubahan material atau beban pada pintu box tersebut. Dalam pengujian simulasi beban pada pintu box truk adalah 100 Kg dan menghasilkan yang cukup memadai dengan kita bisa melihat pada safety pada nilai ul yang tidak melebihi dan tidak terdapat warna merah.</strong></p>2025-01-22T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Prosiding TAU SNARS-TEK Seminar Nasional Rekayasa dan Teknologihttps://jurnal.tau.ac.id/index.php/snartek/article/view/778Analisis Parameter Kimia Kinerja Koagulan Biji Kelor (Moringa oleifera) dalam Pengolahan Limbah Cair2025-01-21T13:26:09+00:00Sinardi Sinardisinardi@unifa.ac.idST. Ica. HTsinardi@unifa.ac.idA. Sry Iryanisinardi@unifa.ac.id<p style="text-align: justify;">Limbah cair rumah tangga mengandung berbagai macam polutan, diantarnya bahan organik yang bisa menyebabkan pencemaran air dan pencemaran tanah. Salah satu metode pengolahan limbah cair rumah tangga yang efektif adalah dengan menggunakan koagulan yang berfungsi untuk menggumpalkan partikel-partikel tersuspensi dalam air. Partikel-partikel ini kemudian dapat diendapkan dan dibuang. Biji kelor merupakan salah satu bahan alami yang dapat digunakan sebagai koagulan. karena mengandung senyawa aktif yang memiliki sifat koagulan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis parameter kimia kinerja koagulan biji kelor dalam pengolahan limbah cair rumah tangga. Penelitian ini dilakukan di menggunakan limbah cair rumah tangga yang berasal dari rumah tangga di sekitar Jl. Banta Bantaeng Kelurahan Rappocini, Kota Makassar. Parameter kimia yang dianalisis adalah pH, BOD, dan COD. Metode yang digunakan adalah percobaan jart test dengan menganalisis perubahan parameter kimia sebelum dan setelah proses koagulasi. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa koagulan biji kelor merupakan alternatif yang efektif dan ramah lingkungan untuk pengolahan limbah cair rumah tangga.</p>2025-01-22T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Prosiding TAU SNARS-TEK Seminar Nasional Rekayasa dan Teknologihttps://jurnal.tau.ac.id/index.php/snartek/article/view/785Analisis Kinerja Well Completion Pada Pemboran Workover Sumur ”DP” Lapangan Panas Bumi2025-01-22T15:02:52+00:00Danu Putra Nugrohodanu.putra@student.tau.ac.idFidya Varayesidanu.putra@student.tau.ac.id<p style="text-align: justify;"><strong>Well Service Job pada prinsipnya adalah kegiatan atau pekerjaan untuk merawat suatu sumur supaya dapat terus berproduksi sesuai dengan yang diinginkan. Untuk merawat sumur ini diperlukan alat yang dapat membantu untuk mempermudah setiap pekerjaan yang dilakukan. Setelah kegiatan well service job selesai ada kegiatan well completion merupakan pekerjaan yang dilakukan setelah operasi pemboran selesai dilakukan dan sebelum sumur diproduksikan. Pekerjaan well completion dapat menggunakan rig yang sama dengan yang digunakan saat operasi pemboran dilakukan dan belum meninggalkan lokasi pemboran. Well completion dilakukan untuk mempersiapkan sumur berproduksi dengan cara pengurasan cadangan minyak bumi yang ada didalam sumur dengan radius tertentu.. Kegiatan pertama well completion adalah memasukan rangkaian PTS Log down rangkaian PTS dari permukaan sampai 1200 mMD dengan speed 20 – 30 m/min</strong><strong> setelah itu </strong><strong>Cabut sambil log up rangkaian PTS dari 1200 mMD sampai permukaan dengan speed 20 – 30 m/min, setelah itu kegiatan selanjutnya well integrity untuk </strong><strong>Mengetahui kondisi cement behind casing </strong><strong>9-5/8”, selanjutnya </strong><strong>Tutup Master Valve dan Side Valve pada wellhead, serta stop pemompaan air ke annulus.</strong> <strong>Dilanjutkan laydown tubular DC 4-3/4” sebanyak 12 joint, DP 5” sebanyak 216 jts, DP 3-1/2” 30 joints, HWDP 5” sebanyak 18 joints , HWDP 3-1/2” sebanyak 18 joints</strong><strong> dan setelah itu dinyatakan well completion telah dilakukan.</strong></p>2025-01-22T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Prosiding TAU SNARS-TEK Seminar Nasional Rekayasa dan Teknologihttps://jurnal.tau.ac.id/index.php/snartek/article/view/786Analisis Kinerja Mesin Penyangrai Biji Kopi Dengan Menggunakan Pemanas Listrik (Heater) Tipe U2025-01-22T15:26:17+00:00Abdul Nasser Arifinabdulnasser@atim.ac.idCornelius Uten Patintinganabdulnasser@atim.ac.idRian Pratomoabdulnasser@atim.ac.idTaufik Hidayatabdulnasser@atim.ac.idAsiyanthi Tabran Landoabdulnasser@atim.ac.id<p style="text-align: justify;">Kopi merupakan salah satu komoditas pertanian penting di Indonesia. Perkebunan kopi di Indonesia telah menjadi bagian integral dari ekonomi negara dan sumber pendapatan bagi petani di berbagai daerah. Salah satu daerah penghasil kopi di Indonesia yaitu Kab.Enrekang Provinsi Sulawesi selatan. Kopi yang terdapat di Kab. Enrekang yaitu kopi arabika, merupakan salah satu produk unggulan yang perlu dikembangkan dan menjadi tumpuan masyarakat sekitar untuk meningkatkan perekonomian. Pengolahan kopi pasca panen adalah serangkaian proses yang terjadi setelah buah kopi dipanen. Tujuannya adalah untuk mengolah buah kopi menjadi biji kopi yang siap untuk roasting. Roasting adalah proses memanggang biji kopi untuk mematangkan biji kopi, mengembangkan rasa, aroma, dan warnanya. Berdasarkan suhu rosting (penyangraian) dibedakan menjadi 4 yaitu: Suhu Pra-Panggang (Preheat), Panggang Ringan (ligh roast), Panggang Sedang (Medium Roast), dan Panggang Gelap (Dark Roast). Dalam sebuah mesin rosting pemanasan adalah komponen kunci dalam proses roasting kopi. Bent heaters type U adalah jenis elemen pemanas yang dapat digunakan dalam mesin roasting kopi. beberapa keuntungan penggunaan Bent heaters type U dalam penelitian ini, seperti: Bent heaters type U dapat menghasilkan panas dengan cepat dan efisien, dapat mencapai suhu yang diperlukan dengan cepat, memungkinkan proses roasting berlangsung secara efisien, selain itu desain Bent heaters type U memungkinkan distribusi panas yang merata di sekitar elemen. Untuk memperoleh hasil yang efisien digunakan sebuah mikro kontroler yang dihubungkan dengan sebuah thermostat, blower dan layer monitor untuk mengetahui level suhu yang digunakan dalam proses pemanasan. Pada pengujian waktu dan penurunan massa kopi yang diasumsikan sebagai penurunan kadar air digunakan sebagai parameter, sedangkan waktu 8 menit, 10 menit dan 15 menit digunakan sebagai waktu pengujian untuk suhu pengujian terdiri atas 180, 210 dan 230 sesuai suhu kisaran untuk proses rosting. Dari hasil pengujian yang dilakukan diperoleh laju aliran panas rata dihasilkan berkisar 2 °C /min, sedangkan tingkat penurunan massa yang diasumsikan sebagai penurunan kadar ari terendah diperoleh 208,8 gram pada suhu 180 , 8 menit dan tertinggi diperoleh 696,6 gram pada suhu 230, 15 menit.</p>2025-01-22T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Prosiding TAU SNARS-TEK Seminar Nasional Rekayasa dan Teknologihttps://jurnal.tau.ac.id/index.php/snartek/article/view/787PERBANDINGAN HASIL PERFORMA BIT PDC UKURAN 8-1/2” PADA SUMUR EJ 11,EB 10,EB 11, DAN EB 12 PADA LAPANGAN “FA” CEKUNGAN ARJUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPECIFIC ENERGY DAN COST PER FOOT2025-01-22T15:34:18+00:00Fandy Ardiansyahfandy@student.tau.ac.idFidya Varayesifidya.varayesi@tau.ac.id<p style="text-align: justify;">Pemilihan bit yaitu menjadi suatu hal yang penting dalam melakukan operasi pemboran agar dapat diharapkan memberikan laju penembusan yang baik serta mendapatkan hasil yang optimum dan ekonomis. Pada penelitian ini dilakukan dengan menganalisis kepada keempat sumur yaitu EJ 11, EB 10, EB 11, dan EB 12 dengan menggunakan jenis PDC bit. Dengan bertujuan mengetahui di sumur mana yang memiliki energi rendah dan nilai ekonomis<br>Data yang dapat digunakan pada peneilitian ini yaitu data rig, dan data pemboran dari keempat sumur dengan menggunakan jenis PDC bit dan memiliki ukuran diameter 8-1/2” pada lapangan “FA”. Pada data tersebut dilakukan analisis perhitungan dengan menggunakan dua metode yaitu metode specific energy dan metode cost per foot, supaya dapat menentukan nilai energi dan nilai ekonomian.<br>Nilai specific energy terkecil terdapat pada sumur EJ 11 run kedua kemudian nilai specific energy paling kecil yaitu 6,285 lb-in/in3. Untuk nilai specific energy terbesar terdapat pada sumur EB 11 run pertama yaitu 25,340. Untuk harga cost per foot yang paling rendah terdapat pada sumur EB 10 run kedua yaitu 115.48 $/foot. Untuk nilai cost per foot paling tinggi terdapat pada sumur EJ 11 run kedua dengan memiliki nilai 293.07 $/foot. Analisis dilakukan supaya mengetahui dimana letak sumur yang memiliki nilai paling kecil dari specific energy supaya sumur tersebut dapat dikatakan memiliki nilai energi yang rendah dan untuk menentukan letak sumur yang memiliki harga yang ekonomis.</p>2025-01-22T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Prosiding TAU SNARS-TEK Seminar Nasional Rekayasa dan Teknologi