Tundaan Pada Simpang Bersinyal Dengan Manajemen Lalu Lintas Di Klender, Jakarta
DOI:
https://doi.org/10.47970/snarstek.v2i1.563Keywords:
Derajat Kejenuhan, Eksisting, Larangan Belok, Simpang BersinyalAbstract
Terjadinya peningkatan jumlah penduduk akan berdampak juga terhadap peningkatan terkait kebutuhan transportasi setiap individu pada suatu wilayah. Akibat dari meningkatnya kebutuhan transportasi tersebut berdampak kepada kegiatan lalu lintasnya yang sering kali menjadi permasalahan terkait kemacetan, khususnya pada sebuah persimpangan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian pada simpang bertujuan agar dapat menyelesaikan permasalahan terkait kemacetan tersebut. Penelitian ini dilakukan pada kondisi eksisting simpang bersinyal di Klender, Jakarta Timur. Survei dilakukan dengan melakukan pengamatan dan pengumpulan data yang dilakukan pukul 06.00 – 21.00 WIB. Data hasil pengumpulan volume kendaraan baik sepeda motor, mobil dan kendaraan besar berupa data primer terkait kondisi geometrik eksisting jalan, data arus lalu lintas. Analisa dilakukan pada kondisi eksisting untuk melihat aktual yang ada dilapangan. Lalu setelah didapat dan hasil kondisi eksisting untuk nilai DS >0,85 maka dilakukan rekayasa lalu lintas. Rekayasa berupa pelarangan belok kanan. Berdasarkan hasil analisis pada kondisi eksisting didapatkan nilai derajat kejenuhan (DS) pada lengan A sebesar 1,03; lengan B sebesar 0,98 dan lengan C sebesar 0,93. Setelah dilakukan analisis rekayaskata lalu lintas larangan belok dan pengaturan ulang fase, nilai derajat kejenuhan (DS) mengalami penurunan pada lengan A sebesar 0,85; lengan B sebesar 0,83 dan lengan C sebesar 0,60.