Praktik Translingual dalam Komunikasi Politik Prabowo: Identitas dan Ideologi dalam Diskursus Pemerintahan
DOI:
https://doi.org/10.47970/jkd.v1i1.954Keywords:
Praktik translingual, Komunikasi politik, Identitas dan IdeologiAbstract
Fenomena translingual dalam komunikasi politik Indonesia semakin menonjol, terutama sejak terpilihnya Prabowo Subianto sebagai Presiden Republik Indonesia pada tahun 2024. Penelitian ini menjadi penting karena memotret bagaimana praktik pencampuran bahasa—Indonesia, Inggris, Arab, dan bahasa lokal—digunakan sebagai strategi komunikasi yang tidak hanya menyampaikan pesan, tetapi juga merepresentasikan identitas politik dan ideologi pemerintahan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Data dikumpulkan dari pidato resmi, unggahan media sosial, dan kutipan berita daring dari Desember 2024 hingga Agustus 2025.
Analisis dilakukan melalui kerangka Critical Discourse Analysis (CDA) dan teori translanguaging. Hasil menunjukkan bahwa translingual practices dalam pidato Prabowo secara strategis membentuk identitas politik yang multivokal—nasionalis, religius, dan global.
