Arsitekta : Jurnal Arsitektur dan Kota Berkelanjutan
https://jurnal.tau.ac.id/index.php/arsitekta
<p style="text-align: justify;">ARSITEKTA (Jurnal Arsitektur dan Kota Berkelanjutan) adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Program Studi Arsitektur Universitas Tanri Abeng dengan frekuensi terbit dua kali setahun, yaitu pada bulan Mei dan November. Jurnal ini adalah media bagi para dosen, peneliti, mahasiswa dan praktisi untuk berbagi pemikiran tentang perancangan arsitektur dan perkotaan secara berkelanjutan. Fokus publikasi diarahkan pada telaah mengenai riset, pemikiran dan inovasi di bidang perancangan bangunan, ruang dalam, ruang luar, kawasan maupun pengembangan perkotaan, serta kajian terkait teori, sejarah dan dokumentasi arsitektur yang menunjang perancangan keberlanjutan.<br><br><br></p>en-USarsitekta@tau.ac.id (LPPM TANRI ABENG UNIVERSITY)arsitekta@tau.ac.id (ARSITEKTA)Fri, 30 May 2025 00:00:00 +0000OJS 3.2.1.4http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss60Redaksi dan Daftar Isi, Arsitekta - Jurnal Arsitektur dan Kota Berkelanjutan, Vol. 07, No. 1, Mei 2025
https://jurnal.tau.ac.id/index.php/arsitekta/article/view/856
<p><span id="cell-3711-name" class="gridCellContainer">.</span></p>Ketua Dewan Editor Jurnal Arsitekta
Copyright (c) 2025 Arsitekta : Jurnal Arsitektur dan Kota Berkelanjutan
https://jurnal.tau.ac.id/index.php/arsitekta/article/view/856Fri, 30 May 2025 00:00:00 +0000Konvergensi Teknologi Digital dan Filsafat Pelestarian: Landasan Teoritis Pusaka Budaya Berkelanjutan
https://jurnal.tau.ac.id/index.php/arsitekta/article/view/834
<p>Pelestarian pusaka budaya di era modern menghadapi paradoks antara kemajuan teknologi digital dan ancaman kerusakan akibat pembangunan ekonomi serta bencana. Penelitian ini bertujuan membangun landasan teoretis yang mengonvergensikan pemikiran filsafat klasik (Hegel, Kant) dan konsep <em>deep ecology</em> (Naess) dengan pendekatan teknologi digital untuk pelestarian berkelanjutan. Metode yang digunakan adalah <em>literature review</em> dengan pendekatan filosofis-analitis. Data diperoleh dari teks filsafat, studi kasus digitalisasi pusaka budaya, serta kritik atas industrialisasi dan pariwisata massif. Analisis dilakukan melalui sintesis tiga dimensi: ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi filsafat dan teknologi digital dapat melahirkan paradigma baru pelestarian yang bersifat etis-ekologis. Kerangka teoretis yang diusulkan meliputi prinsip <em>digital minimalism</em> dalam pendokumentasian, model rekonstruksi berbasis partisipasi masyarakat, dan strategi promosi yang menjaga keaslian nilai budaya. Pendekatan ini menjadi alternatif atas model pembangunan eksploitatif, serta memastikan relevansi dan keberlanjutan pusaka budaya di masa depan.</p>Ahmad Saifudin Mutaqi, Rudyanto Soesilo
Copyright (c) 2025 Arsitekta : Jurnal Arsitektur dan Kota Berkelanjutan
https://jurnal.tau.ac.id/index.php/arsitekta/article/view/834Fri, 30 May 2025 00:00:00 +0000Kajian Elemen Arsitektur Cina pada Masjid Tjian Kang Hoo, Jakarta
https://jurnal.tau.ac.id/index.php/arsitekta/article/view/796
<p>Masjid Tjia Kang Hoo, yang terletak di Jakarta Timur, merupakan salah satu contoh integrasi budaya yang unik dalam arsitektur. Masjid ini memadukan unsur-unsur budaya Tionghoa dengan arsitektur Islam, menciptakan ruang ibadah yang tidak hanya berfungsi secara fungsional, tetapi juga mencerminkan keberagaman budaya Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji elemen-elemen arsitektur pada masjid tersebut, dengan fokus pada bagaimana budaya Tionghoa dan Islam dapat berpadu dalam desain arsitektur. Kajian ini mencakup tiga aspek utama: struktur bangunan, ornamen, dan material, dengan penekanan pada makna simbolis yang terkandung dalam setiap elemen desain. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan analisis deskriptif melalui observasi langsung, wawancara dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai simbol keberagaman budaya Jakarta, yang mempertemukan dua budaya besar Tionghoa dan Islam dalam satu ruang. Dengan menggunakan material modern seperti beton dan marmer, masjid ini berhasil mengintegrasikan elemen tradisional dengan kebutuhan struktural masa kini, sambil tetap menjaga nilai estetika dan simbolisme yang mendalam, sehingga dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan kajian arsitektur yang menggabungkan elemen-elemen budaya yang berbeda.</p>Mutiara Anggraeni, Agus Dharma Tohjiwa
Copyright (c) 2025 Arsitekta : Jurnal Arsitektur dan Kota Berkelanjutan
https://jurnal.tau.ac.id/index.php/arsitekta/article/view/796Fri, 30 May 2025 00:00:00 +0000Penerapan Metode Scenic Beauty Estimation (SBE) dalam Penilaian Estetika Jalur Pedestrian Jendral Ahmad Yani, Bekasi
https://jurnal.tau.ac.id/index.php/arsitekta/article/view/815
<p>Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi dan mengevaluasi estetika jalur pedestrian di Jalan Jend. A. Yani, Bekasi, dengan fokus pada penilaian visual dari dua sisi, yaitu barat dan timur. Penelitian menggunakan metode deskriptif-kuantitatif dengan analisis <em>Scenic Beauty Estimation</em> (SBE). Hasil pengukuran estetika dilakukan dengan memberikan skor pada pemandangan sepanjang jalur, dimana nilai berkisar antara -20,15 hingga 83,31 untuk sisi barat dan -30,64 hingga 86,75 untuk sisi timur. Hasil menunjukkan bahwa sisi barat memiliki pemandangan tertinggi pada nilai 83,31, dengan kelengkapan <em>street furniture</em> seperti bangku dan vegetasi yang memperindah lingkungan. Namun, sisi timur mencapai nilai tertinggi 86,75 dengan kehadiran <em>street furniture</em> yang lebih lengkap, termasuk petunjuk bagi penyandang disabilitas, meskipun masih terdapat kekurangan seperti kurangnya lampu dan <em>bollards</em> untuk keamanan pejalan kaki. Sebaliknya, pemandangan terburuk terlihat pada sisi barat dengan nilai -20,15, yang kurangnya <em>street furniture</em>, vegetasi, dan lebar jalur yang memadai, sementara sisi timur mencapai nilai terendah dengan kurangnya lampu, <em>bollards</em>, dan elemen estetika lainnya.</p>Nazaruddin Khuluk, LMF. Purwanto
Copyright (c) 2025 Arsitekta : Jurnal Arsitektur dan Kota Berkelanjutan
https://jurnal.tau.ac.id/index.php/arsitekta/article/view/815Fri, 30 May 2025 00:00:00 +0000Kajian Literatur Sistematis (SLR): Bentuk Facade Bangunan terhadap Kenyamanan Termal
https://jurnal.tau.ac.id/index.php/arsitekta/article/view/813
<p>Mengingat pentingnya efisiensi energi dan adaptasi terhadap perubahan iklim di seluruh dunia, penelitian ini menyelidiki literatur sistematis (SLR) tentang bagaimana bentuk <em>facade</em> bangunan dalam memengaruhi kenyamanan termal. Tujuannya adalah untuk mempelajari teori, metodologi, dan hasil penelitian sebelumnya serta elemen <em>facade</em> yang memengaruhi kenyamanan termal. Selain itu, penulis ingin menyelidiki hubungan antara geometri, material, dan kinerja termal <em>facade</em>. Analisis artikel dilakukan dengan metode SLR dan diambil dari basis data seperti jurnal internasional (Scopus, Google Scholar, Researchgate, dll) dan jurnal nasional berindeks SINTA 1-3. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk <em>facade</em> yang sederhana dan simetris, penggunaan bahan insulatif dan reflektif, dan penggunaan teknologi baru seperti fasad hijau dan pintar, semua berkontribusi pada kenyamanan termal. Selain itu, orientasi bangunan, rasio jendela-dinding (WWR), dan iklim lokal sangat penting. <em>Facade</em> yang dapat disesuaikan dengan lingkungan dapat meningkatkan efisiensi energi. Hasil penelitian ini akan membangun suatu pondasi untuk desain <em>facade</em> yang ramah lingkungan, hemat energi, keberkelanjutan dan tentunya juga kenyamanan termal.</p>Hepi Duchovny Young, Eddy Prianto
Copyright (c) 2025 Arsitekta : Jurnal Arsitektur dan Kota Berkelanjutan
https://jurnal.tau.ac.id/index.php/arsitekta/article/view/813Fri, 30 May 2025 00:00:00 +0000Identifikasi Resiko Jalur Evakuasi Hunian Tetap di Monggang Srihardono Kopek Bantul dengan Perbandingan Analisa Digital (Space Syntax) dan Manual
https://jurnal.tau.ac.id/index.php/arsitekta/article/view/816
<p>Hunian tetap merupakan suatu program dari kebijakan yang dibuat oleh pemerintah untuk menyediakan rumah bagi pengungsi. Pada saat ini hunian tetap yang berada di dusun Dusun Monggang, Srihardono, Kopek, Bantul banyak mengalami transformasi, alasan warga melakukan penambahan ruangan sebagai bentuk adaptasi kebutuhan yang terus meningkat. Adanya ruang tambahan seperti ditunjukan pada gambar 2, menyebabkan terdapat akses dari sebagian ruangan dari dalam rumah menuju ruang luar menjadi lebih panjang. Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26/PRT/M/2008, penghuni bangunan harus memiliki waktu yang cukup untuk meyelamatkan diri dan meninggalkan bangunan selama proses evakuasi. Rumusan masalah pada penelitian ini membahas tentang identifikasi risiko jalur evakuasi di Monggang Srihardono Kopek Bantul menggunakan analisis digital<em> (</em><em>space syntax)</em> dan manual. Metode yang dilakukan adalah dengan metode eksperimental dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengetahui kondisi jalur evakuasi bencana gempa bumi yang optimal di dalam rumah yang mengalami penambahan ruang Perencanaan yang matang, Pemeliharaan rutin, dan Pemahaman penghuni rumah. jalur evakuasi bencana gempa bumi yang terjadi di dalam suatu rumah yang mengalami penambahan ruang menemukan bahwa kondisi jalur evakuasi tersebut umumnya tidak memenuhi persyaratan.</p>Dimas Kharisma Yunizar, Gregorius Sri Wuryanto, David Ricardo
Copyright (c) 2025 Arsitekta : Jurnal Arsitektur dan Kota Berkelanjutan
https://jurnal.tau.ac.id/index.php/arsitekta/article/view/816Fri, 30 May 2025 00:00:00 +0000Pola Penggunaan Ruang Komunal di Kampung Batik, Semarang
https://jurnal.tau.ac.id/index.php/arsitekta/article/view/842
<p>Kampung Batik Semarang memiliki potensi historis dan budaya yang kuat sebagai kawasan permukiman tematik berbasis batik. Namun, keterbatasan ruang terbuka menjadi kendala utama dalam mengakomodasi kebutuhan interaksi sosial warganya. Transformasi fungsi ruang terjadi seiring dengan dibukanya kawasan ini sebagai destinasi wisata budaya, sehingga ruang-ruang yang awalnya tidak dirancang sebagai ruang komunal meliputi teras rumah, badan jalan, hingga pos kamling yang beralih fungsi menjadi ruang bersama. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pola penggunaan ruang komunal di Kampung Batik Semarang melalui pendekatan kualitatif dengan metode pemetaan perilaku (behavioural mapping). Temuan menunjukkan bahwa pembentukan ruang komunal lebih didasarkan pada kondisi kognitif warga dan adaptasi terhadap lingkungan yang berubah, bukan pada perencanaan formal. Hal ini mencerminkan bahwa warga memiliki kemampuan untuk membentuk ruang sosial secara kolektif berdasarkan kebutuhan interaksi dan nilai kebersamaan. Ruang-ruang tersebut berfungsi sebagai katalisator sosial dalam konteks kampung padat yang terbatas lahannya, sekaligus menjadi bagian dari strategi warga dalam menyikapi tekanan dari program kampung tematik.</p> <p> </p>Santi Widiastuti, Antonius Ardiyanto, Albertus Sidharta Muljadinata, Riandy Tarigan
Copyright (c) 2025 Arsitekta : Jurnal Arsitektur dan Kota Berkelanjutan
https://jurnal.tau.ac.id/index.php/arsitekta/article/view/842Fri, 30 May 2025 00:00:00 +0000Perubahan Morfologi Rumah Sederhana dengan Mempertimbangkan Aspek Desain Pasif
https://jurnal.tau.ac.id/index.php/arsitekta/article/view/850
<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji atau menganalisis perubahan morfologi rumah sederhana dengan mempertimbangkan aspek desain pasif. Rumah sederhana yang diteliti adalah rumah dengan luas bangunan awal 36m<sup>2</sup> dan 45 m<sup>2</sup>. Karena adanya kebutuhan yang berkembang maka ruang-ruang pada rumah mengalami perubahan. Dalam melakukan perubahan, pengguna akan mempertimbangkan beberapa hal, salah satunya adalah desain pasif. Desain pasif pada rumah dapat mendukung kenyamanan bagi penggunanya. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif dengan cara pengambilan data melalui observasi langsung dan wawancara. Pengambilan data dilakukan pada 6 rumah di Kota Depok, Jawa Barat, Indonesia. Analisis kualitatif dilakukan bersamaan dengan proses pengambilan data dengan peneliti sebagai instrumen utama. Hasil dari penelitian ini adalah enam kasus penelitian memenuhi empat prinsip desain pasif yaitu orientasi bangunan, daerah pembayang, ventilasi udara alami, dan konfigurasi ruang. Sedangkan tema temuan pada penelitian ini adalah : (1) desain pasif yang diaplikasikan berkaitan dengan orientasi bangunan. Pada rumah menghadap timur-barat, kanopi panjang digunakan sebagai elemen pembentuk bayangan, sehingga panas matahari tidak masuk ke dalam rumah secara langsung; (2) elemen fisik yang digunakan untuk memasukkan cahaya dan pertukaran udara adalah pintu, jendela, dan roster. Walaupun pada beberapa kasus menjadi kurang maksimal minimnya ventilasi silang; (3) keberadaan halaman memberikan kontribusi positif berkaitan dengan kenyamanan penghuni baik secara visual maupun termal. Halaman dapat mengurangi panas yang masuk ke dalam rumah; (4) adanya pengaturan ruang disesuaikan dengan kebutuhan dan kenyamanan</p>Anisa Anisa, Eddy Prianto
Copyright (c) 2025 Arsitekta : Jurnal Arsitektur dan Kota Berkelanjutan
https://jurnal.tau.ac.id/index.php/arsitekta/article/view/850Fri, 30 May 2025 00:00:00 +0000Teknologi Fasad Bangunan Interaktif Berbasis Kecerdasan Buatan (AI)
https://jurnal.tau.ac.id/index.php/arsitekta/article/view/789
<p>Dalam upaya mengatasi tantangan keberlanjutan lingkungan dan meningkatkan efisiensi energi dalam arsitektur modern, penelitian ini mengkaji integrasi teknologi Artificial Intelligence (AI) dalam desain fasad bangunan. Dengan fokus pada adaptabilitas dan interaktivitas fasad terhadap lingkungan sekitarnya, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana AI dapat meningkatkan efisiensi energi dan kenyamanan penghuni. Menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini menggabungkan analisis literatur dan wawancara dengan ahli untuk memahami potensi dan tantangan implementasi AI dalam fasad bangunan. Hasil analisis menunjukkan bahwa fasad berbasis AI dapat secara signifikan meningkatkan kinerja termal dan efisiensi pencahayaan alami bangunan, mengurangi konsumsi energi, dan meningkatkan kenyamanan penghuni. Namun, penelitian ini juga mengidentifikasi tantangan teknis dan regulasi, termasuk kebutuhan akan sinkronisasi antara sistem AI dengan infrastruktur bangunan yang ada, serta keamanan dan keandalan sistem. Dalam konteks regulasi, penelitian ini menyoroti pentingnya kerangka hukum yang mendukung, seperti Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2019 tentang Bangunan Gedung Hijau di Indonesia, khususnya Pasal 10 yang mendorong penerapan teknologi canggih untuk efisiensi energi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa fasad bangunan <br />interaktif berbasis AI memiliki potensi besar dalam arsitektur masa depan, memberikan kontribusi signifikan terhadap upaya keberlanjutan dan peningkatan kualitas hidup di lingkungan perkotaan, meskipun dihadapkan pada tantangan teknis dan regulasi yang perlu diatasi melalui kolaborasi multidisiplin dan pembaharuan regulasi.</p>Sidi Ahyar Wiraguna
Copyright (c) 2025 Arsitekta : Jurnal Arsitektur dan Kota Berkelanjutan
https://jurnal.tau.ac.id/index.php/arsitekta/article/view/789Fri, 30 May 2025 00:00:00 +0000Analisis Pengembangan Heritage Tourism pada Kawasan Kota Lama Semarang
https://jurnal.tau.ac.id/index.php/arsitekta/article/view/814
<p>Kota Semarang sebagai ibukota Provinsi Jawa Tengah dan juga termasuk dalam kategori kota besar di Indonesia, memiliki ketiga aspek utama dari pengembangan kota berkelanjutan. Konservasi kawasan bersejarah yang termasuk dalam ikon pariwisata, dapat menjadi sumber pendapatan masyarakat dan pemerintah daerah yang menjanjikan dan menjadi fokus utama pengembangannya. <em>Heritage tourism</em> adalah sebuah konsep pelestarian dengan pendekatan pariwisata yang memanfaatkan monumen dan bangunan bersejarah serta nilai-nilai historisnya untuk dapat dinikmati oleh pengunjung. Dengan demikian para pengunjung dapat merasakan dan mempelajari nilai-nilai sejarah yang ada. Hal tersebut termasuk dalam pelestarian warisan budaya kota itu sendiri. Kota Lama Semarang merupakan kota benteng yang dibangun pada abad ke-16, sebuah kawasan bersejarah peninggalan pada masa kolonial Belanda yang memiliki bentuk arsitektur bergaya Eropa. Nilai kelangkaan dan nilai sejarah yang di miliki kawasan Kota Lama dengan bangunan-bangunan bergaya kolonial, menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Selain itu, Kota Lama berpotensi sebagai citra kota Semarang, mengingat dahulunya kawasan kota lama adalah embrio dari lahirnya kota Semarang. Sehingga, untuk meningkatkan potensi tersebut, maka perlu diadakan suatu peningkatan pemeliharaan arsitektural dan lingkungan yang utuh dan berkelanjutan.</p>Yudha Bhakti Diliawan, Suzanna Ratih Sari, Bangun IRH, Sukawi -
Copyright (c) 2025 Arsitekta : Jurnal Arsitektur dan Kota Berkelanjutan
https://jurnal.tau.ac.id/index.php/arsitekta/article/view/814Fri, 30 May 2025 00:00:00 +0000